Terima Kasih uda Copas ^ ^ Sebagai balas jasa kamu, Ayo Like -> http://facebook.com/dipromosikan | Sumbernya : http://www.bamz.us/2011/11/cara-membuat-read-more-otomatis-di-blog.html#ixzz2JzlTwTFw Februari 2013 | RETNORISMA

Mengenai Saya

Foto saya
have fun life, so will have fun to meet me :)
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

¬LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI KANDUNGAN ZAT MAKANAN



­LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UJI KANDUNGAN ZAT MAKANAN



Disusun oleh :
Oktaviani gabrella sabatini
Muhammad ikhlas
Novia sefriani
Rahmat raharjo
Retno wulandari
Risma wati
Tri yuliani
Kelas :  XI IPA 2



DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO
TAHUN AJARAN 2011/2012
MENGUJI KANDUNGAN AMILUM, GLUKOSA, PROTEIN DAN LEMAK PADA BERBAGAI MAKANAN

A.                Tujuan
Menguji kandungan amilum, glukosa, protein dan
lemak pada berbagai makanan.


B.                 Latar Belakang
1.      Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).[1] Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.[2] Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.[3] Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.[2]
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
                                                                                     
2.      Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.[2][3]
3.      Pati atau amilum (CAS# 9005-25-8) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
Biasanya kanji dijual dalam bentuk tepung serbuk berwarna putih yang dibuat dari ubi kayu sebelum dicampurkan dengan air hangat untuk digunakan.
Kanji juga digunakan sebagai pengeras pakaian dengan menyemburkan larutan kanji cair ke atas pakaian sebelum disetrika. Kanji juga digunakan sebagai bahan perekat atau lem.
Selain itu, serbuk kanji juga digunakan sebagai penyerap kelembapan, sebagai contoh, serbuk kanji disapukan pada bagian kelangkang bayi untuk mengurangi gatal-gatal. Kanji lebih efektif dibandingkan bedak bayi karena kanji menyerap kelembapan dan menjaga agar pelapis senantiasa kering.
4.      Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.[1] Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.[1] Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu.[1] Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.[1]
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.[1]
Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva).[1] Adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.[1]
Jenis
Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya, diantaranya:


·          Penguat rasa
Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan.[1] Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar.[1] Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.[1]
·          Pemanis
Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.[1] Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, sorbitol dan aspartam.[1] Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan risiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.[1]
·          Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan.[2] Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya.[2] Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba.[2] Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.[2]
·          Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan.[2] Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel.[2] Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna.[2] Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan.[2] Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140.[2] Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF (biru).[2]
·          Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu.[2] Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).[2]
·         Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya.[3] Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya.[3] Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, Gom arab dan gliserin.[3]
·         Lain-lain
Selain itu terdapat pula macam-macam bahan tambahan makanan, seperti[3]:
1.               antioksidan, seperti butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol (vitamin E),
2.               pengikat logam,
3.               pemutih, seperti hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, Natrium hipoklorit,
4.               pengatur keasaman, seperti aluminium amonium sulfat, kalium sulfat, natrium sulfat, asam laktat,
5.               zat gizi,
6.               anti gumpal, seperti aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida.
Efek samping
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau sintetis.[3] Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.[3] Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan secara ketat dan juga melarang penggunaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya.[3] Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.[3]
5.      Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNFα), visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik (Akh).

Fungsi
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu: [1]
1.      Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2.      Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3.      Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4.      Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5.      Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.

C.                Alat dan bahan
1.      Alat
·         Tabung reaksi
·         Rak tabung reaksi
·         Plat tetes
·         Pembakar spiritus/bunsen
·         Penjepit tabung reaksi
·         Gelas kimia
·         Kertas HVS
2.      Bahan

·           Larutan biuret (campuran CuSO 1% dan NaOH 10%)
·           Air
·           Nasi
·           Kentang
·           Ubi
·           Tempe
·           Tahu
·           Kacang panjang
·           Daun pepaya
·           Masako
·           Ale-ale
·           Pisang
·           Apel
·           Jambu biji




D.                Cara kerja :
1.      Uji  Glukosa
·         Masukan bahan makanan yang telah dihaluskan kedalam tabung reaksi setinggi 1 cm.
·         Ambil larutan fehling A dan fehling B dengan pipet
·         Masukkan 5 tetes larutan fehling A dan 5 tetes fehling B kedalam tabung reaksi, kemudian kocok agar homogen (bercampur rata)
·         Hidupkan bunzen dan panaskan tabung reaksi tersebut diatas api dengan menggunakan penjepit tabung reaksi, ± selama 1 menit
·         Amati perubahan warna pada larutan fehling A dan fehling B apabila mengandung glukosa, didasar larutan akan terdapat endapan berwarna merah bata
·         Catat hasilnya pada tabel
2.      Uji Amilum
·         Masukan bahan makanan yang telah dihaluskan kedalam tabung reaksi
·         Ambil larutan lugol dengan pipet tetes. Selanjutnya masukkan  2 tetes larutan lugol kedalam tabung reaksi
·         amati perubahan warna pada larutan lugol tersebut. Sampel akan berwarna biru tua bila mengandung amilum.
·         Catat hasilnya pada tabel
3.      Uji Protein
·         Ambil larutan makanan dengan pipet, kemudian masukkan kedalam tabung reaksi.
·         Selanjutnya masukkan 3 tetes larutan biuret Larutan biuret (campuran CuSO 1% dan NaOH 10%) kedalam tabung reaksi dan kocok hingga homogen
·         Amatilah perubahan warna yang terjadi pada larutan biuret apabila bereaksi bersama protein, larutan biuret akan berwarna ungu
4.      Uji Lemak
·         Ambil larutan makanan dengan pipet, kemudian teteskan pada kertas HVS, biarkan tetesan tersebut hingga kering
·         Perhatikan bekas tetesan larutan makanan pada kertas HVS setelah mengering. Apabila bagian yang ternoda pada kertas HVS menjadi transparant, maka terbukti bahwa makanan mengandung lemak,
·         Lakukan pula percobaan tersebut untuk bahan makanan yang lainnya. Selanjutnya, catat hasil yang diperoleh pada tabel.

E.                 Hasil Pengamatan
a)      tabel uji amilum, protein, dan glukosa
NO
BAHAN
MAKANAN
REAKSI PEWARNAAN
KANDUNGAN ZAT
LUGOL
BIURET
(CuSO dan NaOH)
BENEDICT
(Fehling A dan Fehling B)
1
Kentang
Biru tua
Ungu (sedikit)
Merah bata
Glukosa, sedikit protein, amilum
2
Daun pepaya
Biru tua (sedikit)

Hijau
Sedikt amilum
3
Tahu
putih
ungu
Ungu
protein
4
Jeruk
kuning

Merah bata
glukosa
5
Nasi




6
Ubi




7
Tempe




8
Kacang panjang




9
Pisang




10
Apel




11
Jambu biji




12
Ale-ale




13
Masako








b)      tabel uji lemak
NO
BAHAN MAKANAN
BEKAS TRANSPARAN PADA KERTAS HVS
1.
Kentang
Sedikit transparan
2.
Tahu
Transparan
3.
Daun pepaya
Tidak transparan
4.
Jeruk
Tidak transparan

Keterangan:
1.      Jika larutan makanan diberi fehling A dan fehling B dan berubah menjadi merah bata maka larutan tersebut mengandung glukosa
2.      Jika larutan makanan diberi larutan lugol dan berubah menjadi biru tua maka larutan tersebut mengandung amilum
3.      Jika larutan makanan diberi larutan Biuret (CuSO 1% dan NaOH 10%) dan berubah menjadi ungu maka larutan tersebut mengandung protein
4.      Jika larutan makanan diteteskan pada kertas HVS dan kertas HVS menjadi transparan maka terbukti larutan tersebut mengandung lemak

F.                 Pembahasan
1.      Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda dengan tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari Cina, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) (Hanzi: 豆腐, hanyu pinyin: doufu) yang secara harfiah berarti "kedelai yang difermentasi". Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi: 劉安) yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han.
Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Dibawa para perantau China, makanan inimenyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia.
Di Kediri tahu kuning menjadi makanan khas. Ada pula mengenai sejarah tahu kuning. [5] Sebagaimana tempe, tahu dikenal sebagai makanan rakyat. Beraneka ragam jenis tahu yang ada di Indonesia umumnya dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang dan tahu Kediri.Aneka makanan dari tahu antara lain tahu bacem, tahu bakso, tahu isi (tahu bunting), tahu campur, perkedel tahu, kerupuk tahu, dan lain-lain.



G.                Kesimpulan :

Setelah melakukan percobaan uji makanan tersebut dapat diketahui bahwa :
1.      Jika larutan makanan diberi fehling A dan fehling B dan berubah menjadi merah bata maka larutan tersebut mengandung glukosa
2.      Jika larutan makanan diberi larutan lugol dan berubah menjadi biru tua maka larutan tersebut mengandung amilum
3.      Jika larutan makanan diberi larutan Biuret (CuSO 1% dan NaOH 10%) dan berubah menjadi ungu maka larutan tersebut mengandung protein
4.      Jika larutan makanan diteteskan pada kertas HVS dan kertas HVS menjadi transparan maka terbukti larutan tersebut mengandung lemak






H.                Daftar pustaka





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS